Tampilkan postingan dengan label kumpulan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kumpulan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 November 2010

Benarkah Membuat Novel atau Cerpen itu Susah??

Pernah nonton film Romeo+Juliet, Laila+Majnun, The Lucky man, Way, Residen Evil, Cannibal Holocaust, Hamlet? Mungkin banyak, tidak pernah nonton, mungkin salah satunya, atau bahkan tidak tahu film itu? Bayak hal yang telah manusia ungkapkan dalam film, novel, cerpen, dan sebagainya salah satu ungkapan mereka adalah imaginasi atau hayalan dan bayangan. Seseorang berhasil membuat sebuah naskah drama atau classic tale dengan imaginasinaya; dia berhasil membuat dunia berjalan sesuai apa yang terdapat dalam otaknya. Tahukah anda bahwa anda juga adalah sama seperti mereka yaitu penulis naskah terhebat di dunia ini. 

Perbedaannya adalah anda tidak menuliskan apa yang anda bayangkan dan tidak pernah mengintrepetasikan kedalam wadah yang menguntungkan. Sebuah missal ketika anda membayangkan menjadi seorang yang kaya dan ternama atau sebaliknya sengsara dan nestapa, anda membayangkan awal hayalan hingga akhir hayalan anda tersebut. Pertanyaannya kenapa anda tidak bisa menceritakan hayalan anda itu kepada orang lain secara mendetil. Mungkin jawabannya adalah, hayalan anda tidak penting untuk diceritakan kepada orang lain. Menurut penulis anggapan anda itu salah! Kenapa? Coba anda perhatikan cerita-cerita yang dibuat lewat film, novel, cerpen dan sebagainya adalah cerita tentang seseorang atau menceritakan kisah seorang tokoh saja. Pertanyaannya kenapa tokoh itu hanya orang lain mengapa anda tidak berusaha memunculkan tokoh anda sendiri dari hasil imaginsi anda kedalam sebuah cerita dan itu sangat menakjubkan? Jawabanya mungkin karena anda menganggap imaginasi bukan hal yang menguntungkan buat anda bahkan anda mempnyai persepsi menghayal itu adalah aktivitas yang sia-sia. Padahal angapan itu salah!! JK Rowling bisa menjdi milioner hanya karena dia bercerita bohong kepada orang-orang, Shakespeare menjadi orang ternama di jajaran sastrawan hanya karena dia mendongeng untuk orang-orang? dan masih banyak lagi orang-orang yang sama halnya seperti Shakespeare dab kawam-kawan. Pernahkah anda menghayalkan kehidupan anda dari semenjak kecil hingga dewasa dan tua dengan segala perjuangannya, pasti itu hal yang seru! Pernahkah anda menceritakan hayalan anda itu kepada kawan atau saudara anda? Kayaknya tidak, karena anda takut ditertawakan oleh mereka.

Jika anda mau potensi yang telah Tuhan berikan kepada anda yaitu imaginasi memberikan sebuah keuntungan besar hingga merubah hidup anda menjadi orang sukses. Maka persepsi anda tentang dunia hayalan dan imaginasi itu harus dirubah. Mengapa? Karena dunia imaginasi adalah harta karun yang besar yang dimilki oleh setiap orang untuk merubah dirinya menjadi orang yang besar. Mari kita lihat lebih dalam, setiap orang ketika akan menghayal pasti menentukan tema, satu poin telah anda dapatkan yaitu tema. Lalu dalam perjalanan menghayal anda akan menaburkan rintangan dan kemudahan dalam hayalan tersebut. Itu adalah konflik, konflik itu penting dalam sebuah cerita dimana konflik menjadi bumbu sedap untuk menikmati sebuah hayalan. Selanjutnya adalah taburkan rasa takut dalam cerita anda misalkan takut hantu, pejabat, tentara, ketinggian, binatang buas dan lain sebagainya; ketakutan ini akan memberi rasa taste yang tinggi. Setelah itu anda behak menentukan hayalan anda berakhir dengan macam dan ragam jenis seperti, happy ending (akhir bahagia), sad ending (akhir yang tragis), atau confious (menggantung). Sejalan dengan apa yang disampaikan Plato adalah awal tengah dan akhir. Begitulah kira-kira poin penting yang terdapat dalam alur plot sebuah cerita dramatik. Lalu mengapa sekarang sedikit sekali orang yang dapat berhasil membut cerita kehidupan atau lainya kedalam karya tulis padahal secara teori di atas membuat karya imaginer sangatlah mudah? Mungkin jawabannya adalah tidak tahu, malas atau tidak percaya diri. Bahkan anda neranggapan anda tidak pantas menjadi seorang pendongeng atau penulis nskah cerita dikarenakan anda seorang fisikawan, tehnisi, dan ragam profesi lainnya yang menyebabakan anda tidak percarya pada diri, bahwa anda pun sanggup halnya seperti sastrawan lainnya.

Langkah-langkah menulis cerita imaginasi anda adalah kertas kecil dan ball poin yang akan membantu dalam misi ini, aktivitas menghayal itu bervariatif ada yag setengah jam, satu jam dua jam bahakan sampai seharian. Kesempatan untuk anda adalah menuliskan apa yang ada hayalkan kedalam tulisan dengan bantuan kertas kecil dan ball pion itu. Tidak usah cemas dengan bahasa yang anda gunakan dalam cerita tersebut. Gunakanlah bahasa sehari-hari tidak usah pusing mikirin grammatikal dahulu, karena ini akan menghambat proses imaginasi anda. Ceritakan dan tulis! Hayalkan dan tulis! Tidak usah menunggu waktu yang tepat untuk menuliskan apa yang telah terbayang karena kelamaan menunggu waktu yang tepat maka keburu hilang dan tergantikan dengan hayalan lainnya. Tulis, dan cepatlah tulis sekarag! Jika anda telah menulis simpanlah dalam kumpulan tulisan kecil anda lalu setelah tulisan kecil itu terkumpul maka proses selanjutnya adalah mengumpulkannya kedalam sebuah cerita karangan yang akhiri dengan ediing. Dalam tahap editing ini adalah bagaimana anda dapat mendramatisir keadaan yang ada dalam cerita anda dengan memperbuas, lus,sempit, khusus, dramatisir dalam penggunaan gaya bahasa. Tugas pertama anda telah selesai, kini tinggal tahap uji coba, tawarkan cerita anda kepada saudara atau teman. Apakah setelah membaca cerita anda mereka senang, biasa saja, atau tidak suka. Setelah itu editing kedua adalah menyelaraskan sesuai pendapat pembaca entang karya karangan anda.

Tidak sulit bukan? Dalam melakukan hal apapun itu tidak akan sulit jika dari awal kita berproses tidak menuntut kesempurnaan pada hasil tapi yang wajib kita jungjung adalah kesempurnaan dalam berproses. Seberapa besar semangat anda, ketangguhan keyakinan, dan konsistensi anda untuk melakukan semua hal. Lalu setelah itu buatlah karya anda menjadi bacaan dan tontonan semua orang. Pasti akan merasa banhasgia dari apa yang telah anda lakukan (dari hal yang sia-sia menjadi hal yang luar biasa)

Minggu, 28 November 2010

Tips Menerbitkan Novel (Part 1)

Ini termasuk pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana awal mula saya jadi penulis? Gimana novel saya bisa diterbitkan?
Beberapa penanya mungkin sekadar pengin tahu, namun beberapa yang lain, saya yakin bertanya karena ingin jadi penulis yang karyanya diterbitkan.
ok,, kita bahas cara-cara yang bisa kamu tempuh:
  1. Lomba. Penerbit atau media masa biasa menggeler lomba untuk mencari naskah dengan kriteria tertentu atau tujuan lainnya (tanggung jawab sosial untuk mengembangkan bakat remaja misalnya). Enaknya ikut lomba adalah: naskahmu pasti dibaca. Jika menang, selain naskahmu akan diterbitkan, kamu juga bakal dapat hadiah. Cermati saja pengumuman lomba-lomba ini lewat internet atau media masa. Banyak kok. Beberapa media massa –seperti majalah Femina—bahkan menggelar lomba menulis cerpen/ cerbung sebagai event tahunan mereka. Nggak Cuma lomba cerpen lho, tapi juga ada lomba menulis puisi, resensi, hingga skenario.
  1. Melalui jalur normal. Alias kamu kirimkan naskahmu ke penerbit di luar lomba. Ini justru cara yang paling gampang dan tidak terikat periode atau pun tema tertentu. Juga tidak persyaratan khusus –seperti batasan umur misalnya--. Ingat, penerbit butuh naskah setiap saat. Jika naskahmu cocok, tentu mereka akan dengan senang hati menerbitkannya.
  1. Melalui ‘naskah hunting’. Penerbit juga biasa berburu naskah. Apalagi untuk non-fiksi. Misalnya ketika mereka butuh naskah tentang cara menggunakan facebook, mereka akan mencari penulis yang bisa menyediakan naskah tersebut. Tentunya penerbit akan mencari calon penulis yang kiprahnya lumayan banyak.
Masalahnya, gimana dong agar nama kita termasuk yang diburu penerbit? Banyak-banyaklah menulis. Dan supaya tulisanmu ‘terdengar’, pasanglah tulisanmu di internet, misalnya di blog. Atau kirimkan ke media massa. Makin terekspos tulisanmu, makin besar pula kans penerbit untuk mengetahuinya.
Bisa jadi lho blogmu dilirik oleh penerbit dan karena dinilai oke, blogmu bakal diterbitkan. Eits, ini tidak sebatas pada blog yang berupa tulisan fiksi, tapi juga blog yang berisi kisah lucu, tips-tips kecantikan, komik strip, sampai kumpulan resep.
Mungkin penerbit tidak tertarik pada temamu, tapi bisa jadi mereka menilai gayamu menulis bagus, hingga mereka memesan naskah padamu.
  1. Koneksi. Punya kenalan editor majalah? Atau karyawan di penerbitan? Coba dekati mereka. Cari tahu apa yang dibutuhkan oleh majalah atau penerbit tersebut. Cobalah kamu berdiskusi dan tawarkan tulisanmu jika memang cocok. Ih, kok KKN? Nggak juga, toh kamu tidak menyuap di sini. Penerbit juga tidak akan gegabah menerbitkan novel yang buruk hanya semata karena penulisnya kenal dengan si editor.
  1. Klub. Cukup banyak perkumpulan penulis di dunia maya maupun nyata yang bisa menampung naskah para anggotanya. Klub ini bisa berupa klub jurnalistik di sekolah, klub cerpenis di internet, hingga kursus penulisan skenario.
Mereka bisa mengumpulkan naskah dan mengirimnya ke penerbit untuk diterbitkan –baik melalui seleksi alami atau kerja sama terentu—atau bila memang memiliki dana yang cukup, klub tersebut bisa menerbitkan karya anggotanya secara mandiri. Jadi, jangan ragu untuk ikut klub penulis. Selain nambah teman, nambah wawasan, bisa juga lho naskahmu diterbitkan,
Menerbitkan sendiri. Kalau memang ada dana dan energi yang cukup, kenapa tidak kamu terbitkan sendiri naskahmu? Paling gampang ya difotokopi dan dijilid dengan sederhana. Bagus lagi bila dicetak dengan mesin cetak. Kemudian edarkan sendiri! Dee (Dewi Lestari) sukses menerbitkan Supernova dengan cara ini.