Selasa, 16 Agustus 2011

LOMBA MENULIS ARTIKEL POS INDONESIA 2011

Dalam memperingati 265 tahun usia pelayanan pos di Nusantara, PT Pos Indonesia (Persero) meluncurkan ”LOMBA MENULIS ARTIKEL POS INDONESIA 2011”. 

Kegiatan ini sebagai salah satu upaya mengajak masyarakat dan insan pers untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung kemajuan PT Pos Indonesia (Persero).  . Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), I Ketut Mardjana menyampaikan bahwa lomba ini tidak lain dimaksudkan untuk mengajak masyarakat menggali pandangan serta kesadaran terhadap pentingnya fungsi dan peran pelayanan pos yang strategis bagi masyarakat, bangsa dan Negara.     Kegiatan lomba tersebut juga dapat menggali pendapat, saran dan ide-ide cemerlang yang sangat berharga bagi Pos Indonesia kedepan.


 “Pos Indonesia 265 Tahun Satukan Nusantara” menjadi tageline peringatan, dan lomba artikel yang terbuka bagi seluruh Jurnalis dan para penulis umum ini bertemakan “Learning from The Past, Developing for The Future”. Dari hasil lomba, akan dipilih 8 pemenang kategori Jurnalis dan 8 pemenang kategori Umum, dengan hadiah uang tunai. Persyaratan artikel yang dikirim harus dimuat di media massa cetak dalam periode sejak tanggal 16 Agustus 2011 sampai dengan 15 Oktober 2011. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 14 November 2011. Untuk mengetahui informasi selengkapnya klik  http://www.posindonesia.co.id.



“Learning From The Past, Developing For The Future”
Makna dari tema yang diusung tersebut diantaranya menumbuhkan kesadaran seluruh stakeholder akan eksistensi layanan pos dalam tiga dekade, dimana terkandung sebuah proses pembelajaran yang sangat panjang, mengenyam perjalanan sejak jaman sebelum kemerdekaan, tetap survive sampai saat ini, bahkan Pos Indonesia telah lama membangun jaringan sehingga layanan pos kini serba berteknologi. Lalu bagaimana menggapai harapan untuk kemajuan bisnis pos kedepan.

Lebih dari dua setengah abad, Kantor Pos pertama didirikan oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff, di Batavia pada 26 Agustus 1746.  Sejak itulah Kantor Pos mencirikan bahwa kehidupan saling berkirim surat dan barang sangat dibutuhkan untuk memperlancar komunikasi antar masyarakat dan pemerintah Indonesia.  


Sebagaimana dalam peringatan Hari Pos Dunia (tahun 1874 di ibukota Swiss, Bern) yang nanti jatuh pada tanggal 9 Oktober, dikumandangkan untuk meningkatkan kesadaran yang lebih luas akan peran sektor layanan pos terhadap kehidupan manusia, kehidupan bisnis, serta terhadap pembangunan sosial dan ekonomi negara. Lebih dari 150 negara merayakan Hari Pos Dunia dalam berbagai cara.


Peran layanan pos di Indonesia menyatukan Nusantara berlangsung mengarungi berbagai perubahan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Namun justru dinamika kebangsaan tersebut telah mampu mendewasakan pelayanan perposan. Peran dan fungsi layanan pos tentunya sangat  berkontribusi dalam mempersatukan dan membangun entitas bangsa Indonesia. Generasi ke generasi, layanan pos selalu mendampingi dinamika pembangunan dari masa ke masa. 


Pos Indonesia juga turut berperan dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia, dimana telah terjadi peristiwa perebutan Gedung PTT dari pemerintah kolonial Jepang oleh Angkatan Muda PTT pada tanggal 27 September 1945 yang diperingati sebagai Hari Bakti Postel.


Mengacu pada prinsip “single postal territory” dari Universal Postal Union, Kantor Pos adalah sarana pelayanan publik yang wajib menyampaikan setiap kiriman masyarakat dari siapapun, dari manapun, kemanapun, tak terbatas sampai ke pelosok tanah air, bahkan ke wilayah terluar/terdepan sekalipun, hingga ke ujung dunia, Kantor Pos wajib menyampaikan amanah .++++


PROFIL PT POS INDONESIA (Persero)
Pos Indonesia adalah penyelenggara layanan pos yang telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone) yakni badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Statusnya telah 5 kali mengalami perubahan sampai pada status Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).
Jaringannya semakin berkembang hingga kini terbangun sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan lokasi transmigrasi. Pemanfaatan teknologi telah membangun 3.800 Kantorpos online, dilengkapi sejumlah elektronic mobile pos di beberapa kota besar.    Jaringannya membentuk rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi, dilengkapi dengan sistem Kode Pos yang mampu mengidentifikasi secara akurat setiap jengkal alamat.

Bisnisnya terbagi menjadi 3 (tiga) bisnis utama, yakni mail (surat & paket), logistik, dan jasa keuangan. Di bidang jasa keuangan, kesuksesannya dibidang jasa keuangan yang tahun ini terlihat tumbuh cukup tajam, hingga optimis memposisikan Pos Indonesia sebagai National Payment System. Pos Indonesia kini bahkan telah menjadi “the bank for the unbank society”. Unbank society atau cash based society yang berjumlah sekitar 200 juta dibanding 40 juta penduduk yang memiliki rekening bank, kelompok menengah ke bawah mayoritas berdomisili di wilayah pedesaan menjadi sasaran dan target.


Untuk urusan bisnis logistik, ketersebaran network di Nusantara membuat Pos Indonesia optimis akan dapat berperan sebagai “National Backbone Logistic” yang mampu mendukung pergerakan bisnis dan pertumbuhan industry dari Sabang sampai Merauke.


Menatap kondisi saat ini, strategi pengembangan Agenpos-Agenpos dibutuhkan untuk memperluas jaringan pos. Strategi tersebut dilakukan melalui pola kemitraan yang memanfaatkan masyarakat tak terkecuali individu.


Sesuai tuntutan Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 Tentang Pos, Pos Indonesia melakukan Program penyehatan Perusahaan dengan cara melakukan Revitalisasi tahun 2011 s.d 2015. Revitalisasi meluncurkan Visi baru  yakni : “Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dalam layanan suratpos, paket dan logistik yang handal serta jasa keuangan yang terpercaya”. 


Lima Misi yang dibangun adalah  : 

  1. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik.
  2. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi.
  3. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh.
  4. Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.
  5. Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan.

Sedangkan Motto barunya adalah “Tepat Waktu Setiap Waktu”.

Peningkatan kinerja keuangan dibuktikan oleh peraihan beberapa penghargaan dari berbagai lembaga. Tax Award diraih dari Menteri Keuangan sebagai institusi Favorit dalam melayani penerimaan pembayaran pajak.   Di lingkungan BUMN, Pos Indonesia menerima penghargaan sebagai salah satu perusahaan BUMN  terbaik dalam melakukan sinergi dengan BUMN lain, dan sebagai BUMN Teraktif Pengelola Portal Aset Sektor Transfortasi dan Pergudangan.  Hasil survei integritas sektor publik untuk tahun 2009 yang dilakukan oleh KPK, Pos Indonesia  memperoleh Skor Integritas Tertinggi untuk Layanan Pembayaran Bantuan Pemerintah.


Dalam kiprah Internasional, Pos Indonesia memperoleh sertifikat Quality Management Certification dari Universal Postal Union. Pemberian penghargaan ini  merupakan salah satu bukti bahwa Pos Indonesia telah siap memasuki era persaingan industri perposan global yang semakin kompetitif. Penghargaan Internasional lainnya yakni sebagai “Asia Pacific Agent of The Year 2010” dan “Business  Champion 2010” dari Western Union. 

Bandung, 16 Agustus 2011
PT Pos Indonesia (Persero)
Manajer Public Relations

Kantor : Jl. Anggrek 59 Bandung 40114
Telpon 022-7207519
Fax 022-7271957
Email mkomrat@posindonesia.co.id, humaspos@yahoo.com

Selasa, 02 Agustus 2011

Bagaimana Menulis Artikel Di Media Massa

Ada banyak ragam pengertian artikel. Menurut Sharon Scull (1987) artikel didefinisikan sebagai bentuk karangan yang berisi analisis suatu fenomena alam atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa fenomena alam atau sosial tersebut terjadi. Suatu artikel kadang-kadang menawarkan suatu alternatif bagi pemecahan suatu masalah.

Pada saat ini, menulis artikel di media cetak (dan elektronik) sudah menjadi kegiatan yang terhormat dikalangan intelektual. Identitas dan otoritas seorang intelektual akan terangkat jika ia dikenal sebagai seorang penulis artikel. Dengan menulis artikel dimedia cetak, seseorang akan dikukuhkan sebagai warga intelektual.

Namun demikian, bukan berati “kaum non intelektual” tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menulis artikel di media massa. Belakangan ini, sudah banyak para praktisi, profesional di bidang tertentu dan penulis lepas (freelance) yang melakukan hal sama. Ini tentu fenomena yang menggembirakan, meskipun secara kuantitas juKmlah mereka tidak begitu banyak.

KENALI MEDIA

Isi sebuah media, sekurang-kurangnya terdiri atas dua hal pokok. Pertama Fakta dan kedua Opini. Fakta disajikan dalam bentuk berita (meskipun ada banyak media massa yang beritanya ditulis dengan unsur subjecktivitas tinggi), sedangkan opini diwujudkan dalam bentuk karikatur, tajuk, surat pembaca, kolom, surat pembaca dan artikel. Biasanya, surat pembaca dan artikel memang ditulis oleh penulis luar dalam hal ini adalah pembaca dan masyarakat luas. Rubrik ini ditujukan sebagai sarana membangun komunikasi dua arah antara redaksi dengan pembacanya. Di beberapa media tertentu, pengaruh surat pembaca sangat siginifikan. Misalnya di media nasional seperti KOMPAS dan Tempo.

Seseorang yang ingin menulis artikel di media massa harus paham bahwa media yang ia tuju adalah media yang dibaca oleh banyak orang. Artinya secara teoritis pembacanya adalah orang-orang yang beragam baik dari sisi usia, pekerjaan, sosial ekonomi, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Impilikasinya, ia harus bisa membuat artikel yang bisa mudah dimengerti oleh semua kalangan pembaca, termasuk didalamnya efek sosial politis yang mungkin timbul dari tulisannya tersebut.

Meskipun pada umumnya ditujukan untuk kalangan umum, setiap media memiliki kekhususan tertentu. Dalam bahasa bisnis disebut sebagai segmen pasar. Ada penerbitan yang isi artikel ditujukan hanya untuk konsumen bisnis seperti majalah ekonomi dan swasembada. Khusus dibidang komputer seperti CHIP, Elektro indonesia, Komputek. Majalah keluarga seperti Femina dan Bunda. Majalah keisalaman seperti Sabili, Tarbawi, Elfata, Hidayatullah dsb. Media massa umum seperti Jawa Pos, KOMPAS, Suara pembaruan, Republika, Suara Karya, Surabaya Post dan sejenisnya tetap memiliki segmen yang berbeda. Semua tergantung kebijakan redaksi masing-masing.

Oleh karena itu, mengenali karakteristik media yang dituju menjadi sesuatu hal yang sangat mutlak bagi penulis artikel. Seorang penulis artikel harus memahami “selera” dan “Misi” setiap penerbitan masing-masing. Menulis artikel di Jawa Pos memerlukan pendekatan yang berbeda ketika kita menulis artikel di media lokal. Karena ke-2nya memiliki ciri khas masing-masing.

AKTUAL

Apa sebenarnya yang ingin dijual oleh media massa ? INFORMASI. Tepat sekali. Karena itu salah satu kehebatan sebuah media biasanya diukur lewat pertanyaan “seberapa aktual informasi yang disajikan?”. Nah, penulis artikelpun harus mengikuti jalur ini.

Untuk bisa mengetahui aktualitas berita, penulis artikel dituntut untuk gemar membaca dan membaca. Karena itu, sebelum memutuskan untuk menjadi penulis syarat mutlak yang juga perlu dijawab adalah “seberapa besar minat kita untuk membaca?” Lupakan saja menjadi penulis artikel yang baik jika memang tidak suka membaca.

Aktualitas artikel bisa diperoleh dengan mengamati fenomena-fenomena yang saat ini sedang terjadi. Misalnya, ketika terjadi bom bali II silam insting menulis saya langsung bilang “Berarti sistem pertahanan kita lemah”. Berangkat dari situ dan didukung sejumlah referensi saya akhirnya bisa menulis artikel dengan judul “Teknologi Pencegahan Terorisme” yang kemudian dimuat di media Suara Karya. Atau ketika ramai-ramainya protes warga korban SUTET PLN di jakarta kemarin saya juga sempat membuat tulisan “Berbahayakah Radiasi SUTET” yang keesokan harinya langsung dimuat di Radar Surabaya. Sebenarnya secara subtansial isi artikel yang saya tulis diatas tidak terlalu mendalam (bahkan untuk ukuran intelektual sangat dangkal), tetapi karena media mengingikan sesuatu yang aktual, fresh dan baru maka yang demikian pun bisa dimuat. Logikanya mungkin begini “Jelek-jelek dikit gak apalah yang penting aktual, ketimbang artikelnya bagus tapi basi !!!”.

Nah,jika kita mau jeli, ada banyak kejadian dimasyarakat yang bisa kita analisa. Misalnya lagi tentang berita masuknya majalah Playboy, Impor beras, CPNS atau tentang bencana alam yang hingga hari ini masih terus terjadi. Sekali lagi, kuncinya hanya satu : Banyak-banyaklah membaca.

DARI MEDIA KECIL

Jika kita seorang penulis pemula, jangan memaksakan diri untuk menulis artikel di media cetak besar. Lebih baik jika memulai mengirim artikel pada media lokal sembari mulai mengenalkan diri kepada redaksi. Syukur jika bisa secara rutin bisa menulis dimedia yang bersangkutan. Pada umumnya, redaksi media cetak lokal justru memiliki banyak waktu untuk menyeleksi dan memberi komentar terhadap artikel yang masuk.

Ada baiknya juga jika kita menjadi penulis dengan spesialiasi khusus. Bukan berarti menulis sembarang tema tidak boleh, tetapi biasanya redaksi akan memberikan peluang lebih bagi artikel yang ditulis sesuai dengan kompetensinya. Saya misalnya, sejak mulai merintis menulis selalu mengkhususkan diri dibidang Iptek dan pendidikan. Pernah sekali dua kali menulis dibidang sosial, tetapi tidak pernah dimuat.

Penulis-penulis yang sudah punya namapun biasanya hanya akan menulis artikel sesuai dengan kompetensinya. Sebut saja, Yohannes Surya dan Terry Mat yang konsisten menulis tentang dunia ke-fisika-an. R Panca Dahana dengan tulisan seputar kebudayaan. Indra J Pillang biasanya menulis tentang pemilu. Taufik yang biasa menulis artikel tentang astronomi di KOMPAS. Anita Lie, Ki Supriyoko lewat tulisannya seputar pendidikan. Hermawan Kartajaya dengan kolom-kolom marketingnya. Juga ada Hernowo yang biasa menulis artikel tentang baca-tulis atau Tommy Su yang biasa membahas masalah akulturasi kebudayaan. Di Surabaya, ada Pak Alisyabana yang identik dengan tulisan-tulisan tentang problematika tata kota.

Akhirnya, yang tidak boleh kita tinggalkan adalah soal etos kerja. Menulis artikel memerlukan sebuah ketekunan dan kadang-kadang membutuhkan riset kecil-kecilan untuk mendukung validitas data yang kita tulis. Displin untuk tetap menulis, meskipun artikel yang kita kirim belum juga dimuat.


Sumber: http://mediadidik.blogspot.com

Bentuk-bentuk Tulisan di Media Massa

Apakah yang disebut sebagai Artikel?
Masyarakat luas, mengangap semua tulisan di media cetak (koran, majalah, tabloid, bulletin, jurnal dan news letter) sebagai artikel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), artikel disebut sebagai: karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar dsb. Dalam ilmu jusnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi berisi fakta dan data yang disertai sedikit analisis dan opini dari penulisnya.
Apakah yang disebut sebagai features?
Feature sering diartikan sebagai tulisan khas di media massa. Dalam KBBI, entri feature tidak ada. Dalam kamus-kamus bahasa Inggris, feature diartikan sebagai: adistinctive or regular article in a newspaper or magazine. Dalam ilmu jurnalistik, features merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi, dengan karakter human interest yang kuat.
Apakah yang disebut esai?
Menurut KBBI, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Menurut kamus Webster’s (essay) adalah: a short literary composition of an analytical, interpretive, or reflective kind, dealing with its subject in a nontechnical, limited, often unsystematic way and, usually, expressive of the author’s outlook and personality. Menurut ilmu jurnalistik, esai adalah tulisan berupa pendapat seseorang tentang suatu permasalahan ditinjau secara subyektif dari berbagai aspek/bidang kehidupan.
Apakah bentuk-bentuk tulisan lain di media massa?
Yang paling banyak dijumpai di koran dan majalah adalah berita (news). Dalam dunia jurnalistik, news dikelompok-kelompokkan lagi menjadi spot news, stright news, interpreted news, interpretative news, news story dll. Selain itu masih ada bentuk-bentuk tulisan lain seperti reportase, information story, info grafis, resensi buku/film, tajuk, resep masakan, daftar harga dll.
Apakah yang disebut sebagai News (berita)?
News atau berita adalah bentuk tulisan non fiksi berdasarkan sebuah peristiwa faktual, yang lazim disebut sebagai stright news (berita lempang atau berita langsung). Selain itu masih ada spot news (berita singkat); interpeted news (berita pendapat); interpretative news (berita dengan interpretasi); investigative news (berita penyidikan) dll.
Bentuk tulisan manakah yang paling mungkin untuk ditulis oleh pihak luar (bukan wartawan atau redaksi penerbitan tersebut)?
Yang selalu diisi oleh pihak luar adalah artikel, opini dan esai. Yang kadang-kadang juga masih bisa diisi oleh pihak luar adalah feature dan reportase. Namun bentuk tulisan Opini dan Esai lebih sulit dipelajari dibanding dengan artikel. Sementara feature juga lebih mudah dikerjakan oleh bukan wartawan dibanding dengan reportase. Karenanya, bentuk tulisan artikel dan feature paling mudah dan bermanfaat untuk dipelajari oleh kalangan bukan wartawan profesional.
2 Tentang Artikel
Apakah yang disebut sebagai artikel dalam dunia jurnalistik?
Dalam dunia jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi (berdasarkan data dan fakta) dan diberi sedikit analisis serta pendapat oleh penulisnya. Biasanya, artikel hanya menyangkut satu pokok permasalahan, dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu. Teknik yang digunakan umumnya deduktif – induktif atau sebaliknya.
Apakah beda artikel dengan interpretative news?
Interpretative news juga merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi yang juga diberi opini oleh penulisnya. Namun kalau sebuah artikel sudah bisa ditulis hanya dengan bahan data dan fakta, maka interpretative news harus berdasarkan peristiwa faktual. Kalau artikel bisa ditulis oleh siapa saja, maka interpretative news biasanya hanya ditulis oleh intern wartawan atau redaktur dari penerbitan bersangkutan.
Apakah beda artikel dengan opini dan kolom?
Dalam pengertian sehari-hari, artikel, opini, kolom bahkan juga esai dianggap sama dan bisa saling dipertukarkan tempatnya. Dalam dunia jurnalistik, opini dibedakan dengan artikel karena dalam opini, pendapat pribadi (buah pikiran) si penulis lebih diutamakan. Sementara dalam artikel, pendapat pribadi si penulis biasanya dikemukanan dalam bentuk analisis atau data dan fakta tandingan, yang berbeda dengan data dan fakta yang dijadikan bahan tulisan. Dengan adanya analisis serta data dan fakta tandingan itu, pembaca artikel diharapkan bisa mengambil kesimpulan sendiri. Kolom adalah artikel, opini, esai atau tulisan lain oleh penulis tetap, yang diberi ruang (rubrik) yang tetap pula.
Apakah beda artikel dengan esai?
Dalam dunia jurnalistik, esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit. Meskipun dalam KBBI esai hanya disebut sebagai: karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. KBBI memang mewakili pendapat umum masyarakat yang menganggap esai sama dengan artikel, opini dan kolom. Padahal esai merupakan artikel yang dalam menganalisis, si penulis mengambil angle dari beberapa disiplin ilmu, dengan subyektifitas yang khas dari penulisnya. Hingga penulis esai yang baik, dituntut untuk memiliki minat serta pengetahuan yang luas, dengan kepribadian yang khas.
Secara konkrit, bagaimanakah biasanya sebuah artikel ditulis?
Artikel paling mudah ditulis dengan metode induksi atau deduksi. Dalam metode induksi, penulis berangkat dari sebuah contoh khusus, misalnya kasus korupsi untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum tentang gejala korupsi. Dalam metode deduksi, penulis menggunakan cara kebalikan dari induksi, yakni menggunakan sebuah gejala umum untuk membuat kesimpulan terhadap contoh khusus. Misalnya, penulis menunjukkan bagaimana amburadulnya pengaturan lalulintas di suatu tempat, lalu gejala umum tersebut digunakan untuk menyimpulkan bahwa sebuah contoh kecelakaan lalulintas merupakan akibat dari gejala umum tersebut.
3 Tentang Feature
Apakah yang disebut sebagai feature?
Kalau entri artikel sudah masuk dalam KBBI, maka entri feature masih belum ada. Meskipun demikian, di depan telah disebutkan bahwa feature dalam kamus-kamus bahasa Inggris diartikan sebagai tulisan khas (dengan karakter yang kuat) yang dimuat secara reguler di surat kabar atau majalah.
Apakah yang membedakan feature dengan berita (stright news maupun interpreted news) dan artikel?
Berita lebih mengutamakan fakta dan data aktual (berdasarkan sebuah peristiwa aktual) yang ditulis secara lempang tanpa opini (stright news); dengan opini dari luar si penulis (intrepreted news) maupun opini dari si penulisnya (interpretative news). Artikel ditulis berdasarkan data dan fakta (belum tentu peristiwa faktual), diberianalisis dan opini (berupa fakta dan data tandingan) dari si penulis. Feature merupakan tulisan berdasarkan data dan fakta peristiwa aktual, namun meterinya diseleksi yang lebih menekankan segi human interest.
Ada berapa jenis featurekah yang selama ini dikenal dalam dunia jurnalistik?
Ada puluhan jenis feature. Mulai dari feature tentang manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, sejarah, anthropologi, luar angkasa, hantu-hantu.
Apakah tema-tema berdasarkan bidang/sektor kehidupan bisa diangkat sebagai feature?
Bisa. Misalnya bidang sosial, politik, budaya, ekonomi dll. Sektornya mulai dari kesenian, pemerintahan, perdagangan dll. Namun dalam mengangkat bidang, sektor maupun komoditas yang lebih konkrit menjadi sebuah feature, penulis akan menekankan segi manusianya, binatangnya, tumbuh-tumbuahnya atau alamnya. Bukan menekankan segi permasalahannya. Hal yang terakhir ini lebih tepat diangkat menjadi artikel atau esai.
Secara konkrit, bagaimanakah sebuah feature ditulis?
Misalnya ada kecelakaan pesawat terbang. Stright newsnya adalah berita tentang kecelakaan tersebut. Kemudian ada interpreted news dari maskapai penerbangan, pabrik pesawat, aparat perhubungan, pihak keluarga korban dll. mengenai kecelakaan tersebut. Ada lagi artikel dari seorang pakar cuaca yang mengulas kecelakaan tersebut dari aspek buruknya cuaca pada saat peristiwa terjadi. Feature yang bisa ditulis antara lain: 1 Mengenai istri/anak pilot yang menjadi korban; 2 Pacar pramugari yang juga menjadi korban; Petugas SAR yang tanpa kenal lelah membantu mengumpulkan jasad para korban dll. dengan menekankan segi human interestnya.
4 Tentang Esai
Apakah yang disebut esai dalam dunia jurnalistik?
Kata kunci pada bentuk tulisan esai adalah adanya faktor analisis, interpretasi, dan refleksi. Karakter esai, umumnya non teknis, non sistematis, dengan karekter dari penulis (unsur subyektifitas) yang menonjol.
Apakah beda esai dengan artikel dan opini?
Beda esai dengan artikel dan opini adalah, esai lebih mengutamakan faktor analisis secara individual. Sementara artikel lebih mengutamakan analisis dengan bantuan teori atau disiplin ilmu tertentu. Pada bentuk tulisan opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis) lebih diutamakan.
Benarkah semua penulis artikel dan sasterawan mampu menulis esai?
Pertama-tama tidak semua wartawan dan sasterawan mampu menulis artikel dan feature. Kedua, tidak semua penulis artikel, feature dan sasterawan mampu menulis esai. Hanya sedikit wartawan dan sasterawan yang mampu menjadi penulis esai. Sebab bentuk tulisan ini termasuk yang paling sulit dikuasai. Namun penulis esai, hampir selalu bisa menulis artikel dan feature dengan cukup baik.
Mengapa esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit untuk dikuasai penulis?
Tingkat kesulitan esai, terutama disebabkan oleh karakternya yang non teknis dan non sistematis. Hingga kekuatan esai hanyalah tertumpu pada daya analisis, refleksi dan karakter pribadi si penulis. Karenanya, teknik menulis esai dari seseorang, akan sulit untuk dipelajari dan ditiru oleh penulis lain. Sementara teknik menulis artikel dan feature dari seorang penulis kenamaan, bisa dipelajari dan ditiru oleh penulis pemula.
Bagaimanakah persyaratan agar seseorang bisa menjadi penulis esai yang baik?
Seorang peulis esai, dituntut memiliki tingkat kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual di atas rata-rata. Seseorang yang cerdas secara intelektual, lebih cocok untuk menjadi penulis artikel. Mereka yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual dan emosional tinggi lebih pas menjadi penulis feature dan opini. Kalau kecerdasan intelektual dan emosional itu ditambah dengan kecerdasan spiritual dan pengetahuan serta wawasan luas, maka dia bisa menjadi penulis esai yang baik.
5 Struktur Berita, Artikel, Feature dan Esai
Apakah yang dimaksud sebagai struktur tulisan dalam dunia jurnalistik?
Yang dimaksud sebagai struktur tulisan dalam dunia jurnalistik adalah susunan, bangunan atau pola dari tulisan tersebut. Misalnya, pada umumnya struktur berita adalah piramida () terbalik  (bagian yang runcing berada di bawah).
Mengapa struktur berita berupa piramida terbalik?
Piramida terbalik mengibaratkan bahwa bagian yang besar (isinya banyak, penting); berada di bagian atas. Makin ke bawah, bentuk piramida tersebut makin mengecil dan meruncing. Ibaratnya, makin ke bawah volume berita tersebut makin sedikit, sementara isinya juga menjadi kurang penting. Dalam kenyataan, isi sebuah berita sama saja. Misalnya, kalau di bagian atas dalam satu alinea terdiri dari 6 kalimat dan 30 kata, maka di bagian bawah bisa saja satu alinea malahan berisi 8 kalimat dengan 40 kata. Namun, kadar kepentingan dan kepadatannya (variasi informasi yang terkandung di dalamnya), justru lebih sedikit.
Bagaimanakah dengan struktur artikel dan feature?
Artikel dan feature tidak berbentuk piramida terbalik melainkan balok sama besar yang memanjang dari atas ke bawah (  ). Bentuk demikian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam artikel maupun feature, bagian yang paling atas, sama pentingnya dengan yang di tengah maupun yang di bawah.
Bagaimanakah detil komponen struktur artikel dan feature tersebut?
Secara umum, semua tulisan selalu terdiri dari judul (bisa dengan atau tanpa anak judul) , nama penulis (bisa di atas bisa di bawah, bisa tidak ada), summary (ringkasan) atau etalase/intro; lead (kepala tulisan), body dan ending.
Apakah yang dimaksud dengan summary dan lead dalam artikel/feature?
Banyak penulis bahkan redaktur penerbitan yang sulit untuk membedakan antara summary atau etalase atau intro dengan lead atau kepala tulisan. Summary, etalase atau intro, hanya dimaksudkan untuk “daya tarik awal” setelah pembaca melihat judul dan juga foto (dalam feature). Fungsi ini tidak terlalu penting jika dibanding dengan lead atau kepala tulisan. Dalam News, lead memuat sekaligus semua informasi (what, who, when, where, whay dan how = 5 W 1 H) dalam satu alinea. Misalnya: Tadi malam pukul 22.30 WIB (when), telah terjadi kecelakaan lalulintas (what), di jalan tol Jagorawi (where). Kecelakaan tersebut terjadi antara (how) bus penumpang dengan truk gandengan (what). Dalam kecelakaan ini sebanyak 10 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka (how). Diduga kecelakaan terjadi karena bus tersebut mengalami pecah ban (why), dst.
Dengan hanya membaca lead sebuah berita, seorang pembaca sudah bisa tahu seluruh isi berita secara garis besar, tanpa harus melanjutkan membaca seluruh berita. Dalam artikel dan feature, fungsi lead adalah, untuk membuat pembaca tidak bisa berhenti membaca sebelum tulisan selesai. Hingga fungsi lead tersebut justru untuk memberikan daya tarik, namun harus dibatasi hingga tidak semua informasi tuntas dalam sebuah lead. Karena fungsinya yang demikian penting, lead dalam artikel dan feature sering diibaratkan seperti serve dalam badminton, voley atau tenis.
Bagaimanakah tepatnya struktur sebuah esai?
Sebagai sebuah tulisan, esai juga menuntut adanya jusdul, etalase, lead, body dan ending. Namun struktur secara keseluruhan tidak seketat dan sebaku pada artikel dan feature. Justru karena tidak adanya kebakuan tersebut, maka sebuah esai dari penulis kenamaan, sulit untuk dipelajari dan dicontoh oleh penulis pemula. Karakter esai yang non teknis dan non sistematis menjadi kendala untuk membakukan struktur penulisannya.

Teknik Menulis Artikel

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Itu sebabnya, jika Anda tertarik untuk terjun ke dunia kepenulisan, syarat utamanya adalah harus merajinkan dan membiasakan diri untuk membaca. Membaca apa saja yang bisa dibaca. Insya Allah, dengan banyak membaca akan sangat menumpuk ide yang bisa dijadikan sebagai bahan tulisan. Khusus dalam pembahasan ini (dan yang paling sering ditulis) adalah menulis artikel.
Artikel sendiri bisa berarti karya tulis seperti berita atau esai. Esai adalah karangan prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Itu sebabnya, artikel di media massa itu bertaburan data-data teknis, tapi lebih ke arah pemaparan sepintas lalu dan itu murni pendapat pribadi penulisnya setelah membaca pendapat lain dari begitu banyak karya yang telah dibacanya. Nah, bagaimana memulainya? Ada beberapa tips sederhana yang bisa dicoba:
    * 1 Memilih topik
    * 2 Membuat kerangka tulisan
    * 3 Menabung kosa kata
    * 4 Buatlah judul yang menarik
    * 5 Pastikan membuat subjudul
    * 6 Lead menggoda
    * 7 Pranala Menarik

Memilih topik

Memilih topik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, bagi penulis pemula memilih topik sama beratnya dengan membuat judul atau isi tulisan. Padahal, tema atau topik yang bisa diangkat menjadi tulisan begitu banyak dan mudah kita dapatnya. Coba cari yang dekat dengan kita deh. Tanya teman kanan-kiri, nguping dari sana-sini. Atau bisa juga baca koran pagi ini, cari berita yang menarik. Setelah dapat, Anda bisa menulis ulang dengan sudut pandang Anda. Misalnya, judul berita yang Anda ambil adalah perilaku seks bebas remaja. Setelah baca berita itu, dari mulai fakta dan arahnya ke mana, Anda bisa bikin ulang dengan pengembangan yang Anda suka, dengan cara Anda sendiri. Anggap saja misalnya Anda sebagai wartawan yang menyelidiki kasus itu. Andi bisa ubah dengan versi baru tentang penyelidikan kasus seks bebas di kalangan remaja. Sebagai latihan aja kan? Mungkin kok. Coba deh!
Meski demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih topik:
   1. Cari yang sedang menjadi tren.
   2. Atau bisa juga kita menciptakan tren.
   3. Pilih yang dekat dengan kebanyakan sasaran pembaca kita.
   4. Hindari topik yang tidak kita kuasai atau menimbulkan polemik yang tak perlu.
   5. Biasakan berlatih mengikuti peristiwa yang berkembang untuk bahan tulisan.

Membuat kerangka tulisan

Ada baiknya memang membuat kerangka tulisan. Dalam bahasa kerennya, Anda perlu membuat outline. Alasannya, kerangka tulisan berguna untuk membatasi apa yang harus kita tulis. Ibarat Pak Tani yang akan menggarap sawah, ia harus menentukan batas garapannya. Supaya tak melebar kemana-mana, apalagi sampe ngambil jatah orang.
Dengan membuat kerangka tulisan, kita akan mudah untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Bahkan kita juga bisa berhemat dengan kata-kata, termasuk pandai memilih kosa kata yang pas untuk alur tulisan kita. Beberapa panduan untuk membuat kerangka tulisan:
   1. Paparkan fakta-fakta seputar tema yang akan kita bahas.
   2. Lakukan penilaian atas fakta-fakta itu. Sudut pandang rasional dan syariat.
   3. Kumpulkan bahan-bahan pendukung argumentasi kita.
   4. Kesimpulan.

Menabung kosa kata

Untuk menjadi penulis, bolehlah kita mencoba untuk menabung kosa kata. Mengumpulkan setiap hari lima saja. Maka dalam sebulan kita punya tabungan kosa kata sekitar 150 buah. Banyak bukan? Kosa kata itu cukup untuk memoles tulisan yang kita buat. Sebab, menulis adalah keterampilan mengolah data-data dalam suatu rangkaian kata. Ibarat kita mau membangun rumah, batu-bata sudah siap, semen dan pasir udah banyak, batu untuk pondasi udah menumpuk. Begitupun dengan kayu, bambu, cat, keramik dan genteng, sampe yang pernik-pernik seperti paku dan instalasi listrik semua udah lengkap.
Perlu keahlian khusus tentunya untuk merangkai semua itu jadi sebuah rumah. Menata batu untuk pondasi, memasang batu-bata dan merekatkannya dengan campuran semen, kapur, dan pasir. Memasang kayu-kayu untuk jendela dan pintu. Tembok yang sudah jadi, perlu dilapisi dempul sebelum akhirnya dicat dengan warna kesukaan kita. Menyusun genteng untuk menutupi atap rumah kita. Sampe rumah itu jadi dan enak dipandang mata. Mengasyikan tentunya.

Buatlah judul yang menarik

Pembaca akan mudah tertarik untuk membaca sebuah tulisan, jika judulnya juga menarik. Anggap saja judul itu sebagai pancingan. Itu sebabnya, boleh dibilang membuat judul perlu ‘keterampilan’ khusus. Tapi jangan kaget dulu, kita bisa belajar untuk membuatnya. Hanya perlu waktu dan sedikit kerja keras dan kerja cerdas untuk terus berlatih. Yakin bisa deh.
Sebagai latihan awal, cobalah Anda sering membaca tulisan orang lain. Kalau Anda mau, coba baca majalah-majalah ibu kota yang oke mengolah kata dalam membuat judul (misalnya TEMPO, GATRA, GAMMA, dan KONTAN). Perhatikan judul-judul tulisannya. Makin banyak Anda membaca judul tulisan-tulisan tersebut, kian terasah imajinasi Anda untuk membuat judul yang menarik hasil kreasi Anda sendiri. Terus terang saya juga banyak menggali ide untuk membuat judul dari majalah-majalah tersebut (selain banyak juga dari buku-buku dan majalah lainnya).
Untuk jenis tulisan yang ngepop, buatlah judul yang pendek. Paling tidak dua sampai empat kata. Jangan sampe panjang seperti rangkaian kereta api (ini cocoknya untuk skripsi). Sebab, jika judul yang kita buat panjang–padahal tulisan ngepop–membuat orang tak tertarik untuk membacanya. Mungkin akan dilewati aja tulisan Anda tersebut. Padahal, boleh jadi isinya sangat menarik.
Judul yang menarik, tidak saja membuat orang penasaran untuk membaca tulisan Anda, tapi juga menunjukkan kelihaian kamu dalam mengolah kata-kata.

Pastikan membuat subjudul

Subjudul amat menolong kita untuk menggolongkan dan membatasi pembahasan dalam sebuah tulisan jenis artikel dan berita. Pembaca pun dibuat mudah membaca alur tulisan yang kita rangkai. Sehingga mereka terus bertahan untuk mengikuti tulisan kita sampai habis. Mereka juga akan sangat terbantu memahami apa yang kita tulis. Itu sebabnya, sub-judul menjadi begitu penting dalam sebuah tulisan.
Subjudul dalam sebuah tulisan, juga berfungsi untuk menghilangkan kejenuhan dalam membaca. Kita juga jadi ada nafas baru untuk menyegarkan kembali tulisan yang akan kita buat. Jadi, berlatihlah untuk membagi alur dengan tanpa memenggal rangkaian dari inti tulisan kita. Itu sebabnya, membuat subjudul adalah solusi paling jitu untuk membagi alur.

Lead menggoda

Lead, alias teras berita adalah sebuah tulisan pembuka yang menjadi titik penting bagi pembaca. Lead yang menarik, sangat boleh jadi akan merangsang pembaca untuk terus membaca isi berita atau artikel yang kita buat. Jika lead-nya kurang menarik, pembaca akan mengucapkan “wassalam” saja. Mereka merasa cukup membaca sebatas judul, atau satu kalimat atau alinea di depan yang tak menarik itu. Jadi, perlu mendapat perhatian juga supaya tulisan yang kita buat mampu menggoda pembaca untuk melanjutkan bacaannya. Boleh dibilang selain judul, lead adalah jajanan yang ‘wajib’ memikat hati pembaca. Itu sebabnya, lead menjadi begitu penting, meski tidak pokok tentunya.
Nah, sekarang, cobalah berlatih menulis sebuah artikel, oke?